Jumat, 15 April 2011

tuga retail 4


Tugas Kelompok 4

Temukan sebuah bisnis ritail yg sukses di lingkungan
 komunitas Anda. Foto gambar depan toko tsb saat
 ramai dikunjungi
     Cobalah deskripsikan strategi apa yang dilakukan oleh bisnis ritail tersebut dalam  mencapai kesuksesannya.
     Lakukanlah analisis untuk mengevaluasi elemen-elemen dari keunggulan persaingan yg memungkinkan dapat menjamin keberlanjutan bisnis ritail tsb scr berkesinambungan dlm jangka panjang

KFC

Strategi yang digunakan KFC dalam memasarkan artis-artis mereka adalahdengan memasangkan lagu dan video klip musik-musik tersebut di geraiKFC. Sehingga, selama konsumen makan di gerai KFC, maka mereka akandihibur oleh musik tersebut. Jika seandainya mereka menyukainya, makamereka bisa langsung memesan album tersebut di kasir. Bahkan, ketikakonsumen tiba di kasir, mereka juga sudah ditawari untuk membeli albumKFC tersebut.  
Strategi ini sangat tepat bagi KFC yang menyasar anak muda, karenamereka cenderung lebih terbuka terhadap perkembangan musik terkini ditanah air. Selalu update terhadap musik-musik terbaru menjadi suatukeharusan dalam pergaulan mereka. Strategi ini tentunya memperkuatbrand KFC, karena ketika mendengarkan musik dari artis-artis tersebut,maka mereka langsung akan teringat pada KFC. Begitu pula dalamevent-event dimanapun, band-band jebolan KFC juga harus membawakanpesan sponsor.
Segmen KFC adalah keluarga segala usia dengan pengeluaran diatas Rp.500.000 tiap bulannya dan target fokusnya adalah anak-anak usia 3 s/d 14 tahun. Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis ini KFC sebagai market leader menerapkan strategi moble defense yaitu strategi pertahanan bergerak Dalam kondisi bertahan dengan cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya, KFC tetap melakukan perluasan pada pasar yang potensial sebagai pertahanan ataupun penyerangan dimasa depan. Strategi promosi dan pemasaran diarahkan untuk meningkatkan penjualan dan transaksi seketika
itu juga, didukung dengan strategi produk berupa paket-paket hemat serta penetapan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya dan distribusi melalui layanan pesan antar ditingkatkan dengan penambahan armada. Strategi-strategi tersebut dijalankan untuk merealisasikan visi perusahaannya yaitu untuk mempertahankan kepemimpinannya dan agar dikenal sebagai brand yang paling digemari dalam usaha restoran cepat saji di Indonesia. Deskripsi Alternatif : Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita yang tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan olahan, termasuk fast food. Ketersediaan makanan yang cepat saji (quick service) semakin dibutuhkan sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama di kawasan perkotaan yang dinamis. Makin maraknya bisnis restoran kategori fastfood yang menyediakan menu utama ayam goreng dan burger, khususnya yang dikembangkan melalui sistem franchise memacu kondisi persaingan yang semakin ketat. Selain akibat masuknya merek baru, pemain-pemain lama juga terus melakukan perluasan janngan pemasarannya. Apalagi kategori makanan pokok sehari-hari juga menghadapi subtitusi yang kuat dan luas, baik dari menu dan merek. Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang mengalami krisis semakin mempersulit perusahaan yang bergerak dalam industri restoran fast food franchise untuk dapat bersaing baik melalui produknya, harga, distribusi maupun promosinya. Melemahnya nilai Rupiah menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan operasi perusahaan yang memaksa perusahaan untuk menaikkan harga produknya.

Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis ini KFC sebagai market leader menerapkan strategi moble defense yaitu strategi pertahanan bergerak Dalam kondisi bertahan dengan cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya, KFC tetap melakukan perluasan pada pasar yang potensial sebagai pertahanan ataupun penyerangan dimasa depan. Strategi promosi dan pemasaran diarahkan untuk meningkatkan penjualan dan transaksi seketika itu juga, didukung dengan strategi produk berupa paket-paket hemat serta penetapan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya dan distribusi melalui layanan pesan antar ditingkatkan dengan penambahan armada. Strategi-strategi tersebut dijalankan untuk merealisasikan visi perusahaannya yaitu untuk mempertahankan kepemimpinannya dan agar dikenal sebagai brand yang paling digemari dalam usaha restoran cepat saji di Indonesia.


2.  PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan  Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya.  Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.
Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants International (YRI), sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.
                                                                                     
Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya, posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan restorannya dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke 300 di Cireundeu pada bulan Oktober 2007, bertepatan pada bulan yang sama ulang tahun KFC Indonesia yang ke 28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total 307 outlet termasuk mobile catering, yang tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan total 11.835 karyawan dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp. 1,590 triliun.
Produk unggulan Perseroan, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di Indonesia. Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga menawarkan Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru-baru ini diluncurkan, Colonel Yakiniku. Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan produk bernilai tambah kepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat 
dan bermutu seperti Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan ‘Goceng’, yakni beberapa varian menu seharga Rp. 5.000, untuk semakin menghadirkan penawaran bernilai tambah kepada konsumen dan memberikan sesuatu yang berbeda dari merek KFC.
Perseroan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai KFC secara keseluruhan, mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC. Semua informasi ini diperoleh melalui survei rutin yang disebut Brand Image Tracking Study (BITS) dan CHAMPS Management System (CMS), yang dilakukan oleh perusahaan survei independen. BITS adalah survei untuk mengetahui persepsi konsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek utama lainnya di bisnis restoran cepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC secara konsisten masih menempati posisi tertinggi di benak konsumen untuk ‘Top of Mind Awareness’, dibandingkan dengan merek utama lainnya. CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC, dibandingkan dengan yang diharapkan.
Kinerja Perseroan dalam pertumbuhan penjualan same store menjadikannya salah satu KFC franchise market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada tahun 2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang kontinu melalui strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan pertumbuhan dua digit yang konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah menganugrahi Perseroan berbagai penghargaan dari Asia Franchise Business Unit  dari Yum! Restaurants International.

Perseroan berkomitmen tinggi untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam industri restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah konsumen. Dukungan dari para pemegang saham, keahlian manajemen yang terbina baik, dedikasi dan loyalitas karyawan, dan yang terpenting adalah kontinuitas kunjungan konsumen, memastikan Perseroan dapat mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan dan mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan memberikan perbedaan, menghidupkan ‘Customer and Sales Mania’ di restoran-restoran KFC, memberikan perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin kesinambungan proses dan hubungan antar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang konsisten, akan secara pasti membangun KFC bukan saja menjadi merek yang paling digemari di Indonesia, juga KFC sebagai sebuah perusahaan yang hebat.
 












Sabtu, 02 April 2011

tugas manajemen retail 3


1.Jelaskan perbedaan proses belanja barang jika belanja dilakukanmelalui internet vs belanja dilakukan di toko?
2. mengapa retail perlu memahami proses pengambilan keputusan pelanggan jelaskan!
3.Mengapa segmentasi geodemografis banyak dilakukan oleh retail dalam mempertimbangkan lokasi toko??jelaskan.
4. jelaskan manfaat model multi atribut dalam mengevaluasi berbagai alternatif informasi!


Jawaban
1.Proses belanja melalui internet : online shop dalam negeri biasanya masih ada yang melayani pembayaran via transfer bank, jadi tinggal pesen barang, tunggu konfirmasi, transfer uang, kirim konfirmasi transfer, dan nunggu barangnya nyampe.
ada juga yang harus pake credit card, jadi kita diminta menulis nomer kartu dan 3 (atau 4 ya?) digit terakhir yang ada di bagian belakang kartu.
tapi memasukkan data pribadi, terutama nomer kartu kredit di internet tuh riskan sekali, apalagi klo komputer yang dipake untuk order adalah komputer publik yang bisa diakses siapa aja. klo sering belanja online lebih baik set up account pay pal aja, jadi ga mesti masukin nomer credit card lagi.
perlu diinget lagi, belanjalah di situs2 atau dari seller yang terpercaya dan pastikan ada tawaran tukar barang klo ternyata barang yg kita beli cacat ato ada kekurangannya.

Proses belanja di toko :mengharuskan kita keluar dari rumah untuk melihat barang yang akan kita beli dan juga kita dapat melihat keadaan fisik dari barang yg kita lihat secara nyata,kita dapat memeriksa barang yang kita akan beli (apakah ada yang cacat atau tidak),kita juga dapat membayar secara kas/tunai barang tersebut

2. Memahami konsumen dan kebutuhan konsumen merupakan satu isu yang sangat penting dalam penerapan pemasaran yang berorientasi pada pasar. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang melihat bisnis dari sudut pandang konsumen, memuaskan kebutuhan konsumen dengan menyediakan produk yang relevan, serta memposisikan produk mereka di benak konsumen terhadap produk pesaing.
aktor pengambilan keputusan konsumen. Ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi para bankir dalam merancang strategi pemasaran.
Dampak budaya dalam proses pengambilan keputusan adalah penting karena budaya memberikan pengaruh paling luas pada perilaku konsumen. Pilihan produk finansial, bank yang digunakan, dan frekuensi penggunaan produk sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya.
Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, peritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu yang tepat. Olehkarena itu, pemahaman peritel terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya peritel menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa, menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun menambah nilai produk.

3.pedagang ritel membutuhkan aksesibilitas  yang didasari dari segmentasi pasar, dari pendekatan Geografis dan Demografis.dan juga retail memiliki pangsa pasar dengan jangkauan populasi yang luas dan besar. Segmentasi pasar diakui banyak orang sangat bermanfaat, tetapi tidak mudah untuk melakukannya. Organisasi yang melakukan segmentasi pasar akan terbentur masalah-masalah sebagai berikut: pertama, dengan melakukan segmentasi pasar, organisasi harus mengeluarkan biaya tambahan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tidak melakukan segmentasi pasar. Disini organisasi harus berpikir dua kali untuk mempertimbangkan untung-ruginya. Kedua, kesulitan untuk memilih variabel mana yang akan dijadikan dasar terbaik dalam melakukan segmentasi pasar. Ketiga, kesulitan untuk mengetahui seberapa luas pasar sasaran yang sesuai untuk diambil, karena bila terlalu luas akan terjadi pemborosan dan bila terlalu sempit akan banyak pelanggan potensial yang tidak terjaring. Keempat, kecenderungan untuk menjaring segmen yang tidak aktif atau tidak permanen, sehingga tidak menguntungkan.

 

4  Manfaat model ini lebih aplikatif penerapannya untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk atau obyek sikap yang lain. Sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek tertentu dari suatu produk merupakan fungsi dari evaluasi terhadap atribut dan keyakinan atau kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut.Dimana Sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oleh 2 hal yaitu kepercayaan terhadap produk atau merek dan evaluasi dari produk tersebut. Secara keseluruhan, pengelolaan bisnis ritel membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintergrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional.



Henny 312008008 dan Silvia 312008020